Beragam menu makanan sudah tertata rapi. Mulai dari nasi putih, tiwul, ikan asin, oseng-oseng bunga pepaya, tahu tempe goreng, daun kuulupan, lalapan, krupuk serta tak lupa sambel bawang satu cobek besar sudah tersaji. Begitu sederhana namun sangat istimewa. Bukan karena menunya, tapi karena kebersamaan.
Ya hal itu sudah menjadi budaya bagi warga Kalurahan Bunder, khususnya untuk para pelaku UMKM Desa Preneur mempunyai kegiatan rutin pertemuan setiap bulannya. Membahas tentang seputaran kegiatan UMKM dalam satu bulan ataupun agenda/rencana kedepannya. Bonusnya adalah makan bersama atau dalam istilah jawa namanya “kembulan sambelan”. Makanan khas dari Gunungkidul menjadi ciri khas bagi kami warga asli Gunungkidul. Selain memberikan efek kenyang yang lama, tahukah kamu kalau sambal itu punya sebuah filosofi lho. Yuk kita intip apa itu.
Yang pertama dilansir dari Akurat.com hal itu diungkapkan oleh Foods Director PT Unilever Indonesia, Hernie Raharja, sambal bisa dikatakan sebagai simbol kedewasaan, karena di zaman dulu saat kita kecil, kita akan dianggap dewasa kalau sudah bisa menyantap makanan dengan sambal.
Yang kedua sambal juga dikenal sebagai simbol keberanian, karena hanya orang-orang pemberani yang mau menyiksa lidahnya dengan rasa pedas. Ibarat kata tobat sambal, kalau udah ga kepedesan nyolek sambal lagi hehe…
Yang terakhir, sambal dianggap sebagai simbol kehidupan, karena komposisinya yang beragam dan tidak bisa hanya terdiri dari cabai saja, namun juga harus ditambahkan garam, bawang, dan sebagainya agar bercita rasa lezat. Layaknya hidup, sambal terasa nikmat bila memiliki banyak rasa. Jadi kaya salah satu iklan di televisi ya hahaha.
Kamu penasaran ngga? Kalau penasaran yuk datang ke Kalurahan Bunder, dengan tangan terbuka lebar kami menerima kedatangan kalian dengan hati yang senang. Cobain makan bersama di tempat yang asri, sejuk, nyaman pastinya bikin betah dan nagih terus. Kamu harus buktiin sendiri.